Siapa yang belum liihat pembuatan film “EVEREST”
YUK TONTON seruu banget…
Setelah beberapa kali sukses memandu ekspedisi mendaki Gunung everest, Rob Hall (Jason Clarke) dan tim pendaki gunung amatir untuk menaklukkan gunung dengan puncak tertinggi di dunia itu. Di antara para pendaki amatir yang tergabung dalam kelompok Rob adalah Beck Weathers (Josh Brolin), seorang miliuner, Doug Hasen (John Hawkes),seorang tukang pos yang sebenarnya telah berkali-kali mendaki Everest, namun selalu harus pulang tanpa pernah dapat mencapai puncak, John Krakauer (Michael Kelly), sorang penulid, dan Yasuko Namba (Naoko Mori), pendaki wanita asal Jepang yang bermaksud menjadikan Everest sebagai puncak ketujuh yang ditaklukannya. Rob Hall, untuk ke sekian kalinya, berangkat menentang Everest.
Berawal dari Nepal, ujian sebenarnya bagi para pendaki Everest telah menanti begitu mereka tiba di basecamp, sebuah tempat yang dijadikan sebagai pos tempat berkumulnya pendaki gunung dari seluruh dunia. Dengan ketinggian lebih dari sekitar lima ribu meter di atas permukaan laut, suhu dingin yang ekstrem, dan oksigen yang tipis, para pendaki diuji oleh ganasnya bentang alam Everest. Ditambah lagi, persaingan antar kelompok ppendaki yang berlomba menundukkan puncak tertinggi di dunia. Disinilah Rob bertemu Scott Fischer (Jake Gyllenhaal), pemimpin kelompok Mountain Madness yang sepertinya pernah dan mungkin pula masih memndam semacam intrik personal dengan Rob.
Kisah everest selanjutnya dengan sederet adegan pendakian di medan-medan yang suliit. Terjang badai dan cuaca seringkali berubah di luar dugaan. Masalah teknis dengan peralatan dan perlengkapan mendaki pun seolah tak mau ketinggalan untuk ambil bagian menjadi kendala, Otomatis ketahanan fisik dan mental para pendaki benar-benar dijajal habis. Alam seakan memaksa para pendaki gunung tersebut untuk memilih bertahan dan terus berjuang mencapai puncak dengan mempertaruhkan nyawa atau pulang dengan tangan hampa.
Komarkur, sang sutradara, seolah berusaha menggambarkan petualangan dan kisah pendakian yang terkesan realis ketimbang menampilkan aksi-aksi ekstrem yang fantastis dan cenderung fiktif. Salah satu tokoh dalam film ini mengungkapkan melalui dialognya bahwa persaingan yang sebenarnya bukan antara stu orang dengan orang lainnya yang ada di gunung (Everest) ini, melainkan antara manusia dengan gunung ini sendiri, dan dalam setiap persaingan seperti ini, gununglah yang selalu menang.